Kejengkelan Terhadap Film Harry Potter (Bagian II)

 Baca bagian pertama di Kejengkelan Terhadap Film Harry Potter (Bagian I)

Ketiga, jarangnya kemunculan peri rumah. Peri rumah justru sangat membantu penyihir dalam banyak hal. Contohnya sajja bahwa Dobby-lah yang memberi tahu Harry mengenai keberadaan serta kegunaan Kamar Kebutuhan, tempat berlatih bagi anggota Laskar Dumbledore. Sangat lucu ketika di film, Neville-lah yang menemukan tempat itu. Kemudian ada adegan di mana Hermione menjelaskan segalanya bahkan kegunaan Kamar Kebutuhan itu. Jika Hermione sudah tau dari awal (mungkin dia membacanya di suatu tempat) bahwa ada kamar kebutuhan terletak di Hogwarts, kenapa ia tidak memberi tahu Harry sejak awal? Ini sangat lucu.


Keempat, Quidditch kurang diekspos. Ah ya, yang selalu diekspos adalah pertandingan Gryffindor melawan Slytherin. Oh, come on! Tak hanya Gryffindor dan Slytherin yang ikut serta dalam Qudditch. Hanya di film Prisoner of Azkaban diperlihatkan pertandingan melawan Hufflepuff. Tapi hanya sekali itu saja. Yang lainnya, ya melawan Slytherin. Yang membuat saya sebal juga Oliver Wood tidak ada di film Prisoner of Azkaban! Padahal pertandingan di cerita Prisoner of Azkaban adalah pertandingan terakhir bagi Oliver Wood karena ia akan lulus dari Hogwarts tahun itu. Apalagi pada saat Piala Dunia Quidditch di mana merupakan pertandingan final antara Irlandia melawan Bulgaria. Sama sekali tidak dipertunjukkan jalan pertandingannya, sehingga penonton mana tahu bagaimana kehebatan Viktor Krum melakukan strateginya di atas sapu mencari-cari snitch? Kecewa berat.


Kelima, mungkin ini yang paling membuat saya kecewa. Yaitu, Adegan Harry dan Ginny di film. Apa masalahnya? Hmm, yaitu ketika saya menonton film Half Blood Prince terlihat sekali bahwa seakan-akan Ginny yang terlalu ‘berharap’ terhadap Harry. Ingat adegan Ginny mencium Harry? Ah ya, memang sangat romantis. Tapi saya berharap Harry-lah yang mencium Ginny. Karena pada cerita Half Blood Prince, Harry selalu memikirkan Ginny. Berharap Ginny mau jadi kekasihnya. Harry-lah yang mencium Ginny pada saat Gryffindor memenangkan Piala Quidditch, bukannya Lavender dan Ron yang berciuman. Konyol juga ketika adegan Harry dan Ginny di The Burrow saat Ginny terkesan mencoba ‘menggoda’ Harry dengan membantu memasangkan tali sepatunya. Ginny memang sudah menyukai Harry sejak Ginny berumur sepuluh tahun di mana pertama kalinya ia bertemu Harry di stasiun King’s Cross. Tapi Ginny adalah perempuan yang tangguh, dia bukan perempuan penggoda. Saya sangat senang ia akhirnya menikah dengan Harry. Ginny adalah tokoh wanita di Harry Potter yang paling saya sukai. Ya, saya tidak terlalu menyukai Hermione. Karena Hermione versi buku terkadang sangat menyebalkan.



Jadi itulah beberapa kejengkelan saya terhadap film Harry Potter. Tapi ingat, ini adalah pendapat saya pribadi. Mungkin memang sulit memasukan semua tokoh maupun jalan cerita yang sesuai dengan bukunya. Namun, tentu saja saya sangat menikmati menonton filmnya apalagi aktor dan aktrisnya sangat sesuai dengan perannya masing-masing.
Potterhead until the end? ALWAYS.

Comments

Popular posts from this blog

Don't Cry Joni and Jimmy

12 Pemain Sepak Bola Terganteng Menurut Versi Saya (Tahun 2013)

Lagu Nina Bobo Terseram di Dunia